VALIDITAS A. Pengertian Validitas
Validitas adalah suatu alat yang mampu mengukur dengan tepat dan mengena gejala-gejala sosial tertentu. Masalah validitas berhubungan dengan sejauh mana suatu alat mampu mengukur apa yang dianggap orang seharusnya diukur oleh alat tersebut. Alat pengukur dikatakan valid jika ia mampu memberikan reading (score, biji) yang akurat- teliti; yaitu mampu secara cermat menunjukkan ukuran besar kecilnya dan gradasi suatu gejala.
Alat-alat pengujian di bidang pendidikan dan ilmu jiwa seperti prestasi belajar, kecerdasan, kreativitas, bakat, sikap, motivasi, dan sebagainya. Misalnya termometer dengan cermat menunjukkan angka 40° C jika suhu seseorang penderita itu benar-benar panasnya setinggi 40° C. Jadi pada validitas itu terdapat dua unsur, yaitu ketepatan dan ketelitian.
Di bidang ilmu sosial, masalah validitas itu sulit diperoleh, karena gejala sosial itu kompleks, majemuk, dan saling berkaitan. Oleh sifat itu maka bagi penelitian gejala-gejala sosial diperlukan alat-alat pengukur majemuk (compound measuring devices), yang masing-masing bisa mengukur unsur-unsur terkecil dari gejala tingkah laku manusia; unsur-unsur terkecil ini disebut sebagai items. Adapun syarat-syarat untuk menentukan validitas alat pengukur, antara lain sebagai berikut :
1) Alat tersebut menggunakan skala yang sesuai dengan satuan-satuan pengukuran yang di bakukan atau di standarisasikan,dan menggunakan skala pengukuran dengan satuan jarak-sama.
2) Alat pengukur mengandung jarak-atribut atau jarak-ciri dari segala yang hendak diukur (has the range of characteristics being measured).
3) Alat pengukur tersebut cukup sensitif atau peka. Sebab ketelitian itu tergantuing pada kepekaan alat tersebut. Sensitivitas alat pengukur ini bergantungan pada sensitivitas item-itemnya dan kepekaan satuan pengukurannya. Item tersebut peka bila mempunyai daya beda atau “ discriminating power “ yang tinggi guna membedakan magnitude (kebesaran, grootheid) dari suatu gejala ke gejala yang lain.
4) Item pada lat pengukur cukup luas atau banyak, sehingga mencakup semua aspek dari gejala yang hendak diteliti. Biasanya orang menggunakan teknik analisa faktor.
5) Alat pengukur mampu membedakan imbangan item-item menurut penting atau urgensinya.Teknik untuk meneliti besar-kecilnya item atau faktor-faktor itu disebut teknik analisa diskriminan.
6) Alat pengukur bisa menghasilkan reading atau score yang mendekati angka absolut,dan tidak mendekati kerelatifan.Oleh karena itu diperlukan skala ratio.
B. Jenis Validitas Terdapat tujuh kategori validitas,yaitu :
a) Validitas Tampang atau Lahir (Face Validity)
Validitas jenis ini adalah penampilan fungsi dan efektivitas suatu alat pengukur,ketika benar-benar mengukur suatu gejala.Validitas ini diperlukan untuk mencapai situasi optimal,yaitu memberikan kesempatan maksimum pada para tested (pengikut test) untuk menunjukkan kemampuannya secara optimal tanpa mengalami suatu hambatan.Jadi,validitas ini memakai kriterium fungsi dan efektivitas alat pengukur terhadap obyek yang diukur.
b) Validitas Logis (Logical Validity)
Validitas ini disebut pula sebagai validitas konstruksi (construct validity) atau validity of definition yang menitik beratkan konsep teoretis sebagai kriterium..Konsep validitas ini berpangkal pada konstruksi teoretis mengenai faktor-faktor yang akan diukur.Dari konstruksi tersebut lahirlah definisi atau hukum-hukum,yang diapakai sebagai pangkal-kerja dan sebagai standard bagi valid aatau tidaknya suatu alat pengukur.Dalam hal ini validitas logis tunduk pada validitas empiris (berdasar penyelidikan).
c) Validitas Faktor (factorial Validity)
Penialaian terhadap validitas alat pengukurannya ditinjau dari segi item-itemnya.Item-item yang dipakai guna mengukur faktor-faktornya harus benar-benar bisa memenuhi fungsinya,yaitu mengukur faktor-faktor yang terkandung didalam fakta sosial.Untuk ini diadakan pengecekan,apakah masing-masing item cocok dengan keseluruhan itemnya.Peristiwa demikian disebut sebgai teknik validasi melalui kriterium skor total.Diantara skor item dengan skor total harus terdapat korelasi yang positif tinggi dan meyakinkan.Maka kriterium skor total ini disebut kriterium internalis (lawan dari kriterium eksternalis, yaitu kriterium yang diambil dari luar alat pengukur).Jadi,validitas ini mengambil kriterium faktor-faktor lawan (counterpart factors),skor total dan kriterium eksternal.
d) Validitas Isi (Content Validity)
Jenis validitas ini banyak dipakai dalam pengukuran kemajuan belajar atau achievement test.Item-item pada test tersebut masih dalam scope mata pelajaran atau kurikulum yang diberikan kepadanya.Sehubungan dengan ini validiata isi tersebut sering disebut pula sebagai validitas kurikuler (curricular validity).
e) Validitas prediksi (predictive validity)
Merupakan suatu kondisi yang menunujukan seberapa jauh sebuah tes telah dapat menunjukan kemampuannya dengan tepat untuk meramalkan apa yang akan terjadi pada masa mendatang. Dengan kata lain, sebuah tes dikatakan memiliki validitas prediksi apabila mempunyai kemampuan untuk memprediksi apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Tepat atau tidaknya prediksi tersebut dapat dilihat dari korelasi koefisien antara hasil tes dengan hasil alat ukur lain pada masa mendatang.
f) Validitas konkuren (concurrent validity)
Sebuah tes dpat dikatakan telah memiliki validitas konkuren apabila tes tersebut dalam kurun waktu yang sama maupun menunjukan dengan tepat akan adanya hubungan yang searah antara tes pertama dengan tes berikutnya. Validitas konkuren sering juga dikenal dengan sebutan validitas sama saat atau validitas ada sekarang. Dikatakan sama saat karena validitas tes itu ditentukan atas dasar data hasil tes yang pelaksanaannya dilakukan pada kurun waktu yang sama, sedangkan dikatakan validitas ada sekarang, karena istilah itu akan selalu dikaitkan dengan hal-hal yang telah ada atau hal-hal yang telah terjadi pada waktu yang lalu, sehingga data mengenai pengalaman masa lalu itu pada saat sekarang ini sudah ada di tangan.
g) Validitas Empiris (Empirical Validity)
Kriterium yang dipakai dalam validitas ini ialah Derajat Kesesuaian antara apa yang dinyatakan oleh hasil pengukuran dengan keadaan yang sebenarnya. Misalnya,Alat pengukur “kecakapan memimpin perusahaan”,validitas empirisnya dinilai dari tinggi rendahnya prestasi (berhasil tidaknya) dalam kenyataannya,sebagai hasil yang dicapai dengan bantuan alat pengukur tersebut memprediksi orang-orang yang dinyatakan sukses atau gagal memimpin suatu perusahaan.Alat pengukur yang valid dan sudah dibakukan dijadikan kriterium dasar,sedangkan alat pengukur yang baru dicobakan tadi,berfungsi sebagai kriterium empiris (empirical criterion).
Untuk memperoleh fakta yang valid dan dapat dipercaya,para peneliti pada umumnya menggunakan kriteria sebagai berikut:
· Dibantu oleh records atau catatan-catatan; misalnya anecdotal record,catatan periodik,biografi,catatan klinis,studi kasus,dokumen dan lain-lain.
· Status Sosial; misalnya keduudkan dan jabatan di jawatan; keanggotaan dalam suatu kelompok; organisasi; gereja dan kelompok sosial lainnya.
· Malakukan observasi dan pencatatn secara simultan dengan berbagai metode; misalnya dengan metode biografi,pengamatan,pengumpulan bahan angket,interview,dan lain-lain.
· Penilaian dan penafsiran (rating) oleh beberapa observer lain secara serempak.
Sedangkan,komisi gabungan the American Psycological ssosiation,AERA, dan the National Cuoncil on Measurement in Education membedakan tiga jenis validitas,yakni :
a) Validitas Isi
Tes didalam kelas pada umumnya dipakai untuk menaksir pengetahuan dan kecakapan siswa dalam bidang studi tertentu.Cara yang ideal untuk mengerjakan hal itu ialah dengan melalui ujian yang memasukan semua pertanyaan yang mungkin dapat ditanyakan tentang bidang studi tersebut.Alternatif yang umum ialah dengan menyiapkan suatu sampel dari keseluruhan isi tentang bidang studi tersebut.Kemudian sampel ini dipakai sebagai dasar bagi penarikan kesimpulan mengenai pengetahuan siswa tentang seluruh universum isi bidang studi itu.Artinya,sampel tersebut harus menjadi sampel yang valid.Validitas isi menunjuk pada sejauh mana instrumen tersebut mencerminkan isi yang dikehendaki.Tentu saja universum isi semacam itu bersifat teoretis.
b) Validitas yang dikaitkan dengan Kriteria c) Validitas Bangunan-Pengertian (Construct Validity)
C. Prosedur Validitas
Untuk mengetest validitas alat pengukur,biasanya orang vmelakukan berulang kali percobaan atau try out.Penelitian mengenai kesahihan item satu demi satu itu disebut sebagai analisa item (item: hal,pokok,nomor).
Jenis dan langkah-langkah dalam prosedur mengecek validasi antara lain ialah mengadakan :
a) Validasi silang (cross validation) - Try out pertama dikenakan pada kelompok standarisasi I.
- Hasil try out ini dianalisa,direvisi dan dikombinasikan dengan sejumlah item yang baru.
- Kemudian batere test yang baru dicobakan pada kelompok standarisasi II dari populasi yang sama dan menggunakan kriterium yang sama.
- Selanjutnya orang mengadakan analisa terhadap try out kedua tadi.
- Try out pada kelompok standarisasi I.Pada peristiwa ini bisa juga digunakan “ cross validated try out battery ”. Jadi peristiwa ini bisa merupakan try out ke-III,
- Hasil try out dianalisa,dikoreksi dan dikombinasikan dengan item-item baru (jika item belum cross valited).Untuk batere yang cross valited,kombinasi dengan ietm-iten baru tidak amat perlu.
- Kemudian batere yang baru dicobakan pada kelompok standardisasi ke II dari populasi lain,namun masih memakai kriterium yang pertama atau yang asli.
- Diadakan analisa pada hasil try out ke II.
- Try out dari batere asli pada kelompok satandardisasi I.
- Analisa,dan mengadakan kombinasi dengan sejumlah item baru.
- Try out dari batere baru pada kelompok satandardisasi ke II dari populasi lain,dengan kriterium lain pula.
- Analisa hasil try out ke II
- Try out dari batere asli pada kelompok standardisasi I
- Try out dari batere asli pada kelompok standardisasi II dari populasi lain,dengan kriterium yang sama.
- Hasil keII try out digabungkan,dianalisa,dan terhadapnya diadakan kombinasi baru; lalu dicobakan kembali.
- Try out I dari batere asli pada kelompok standardisasi I.
- Batere yang sama ini dikenakan untuk kedua kali pada kelompok standardisasi II.Lalu dicobakan lagi pada kelompok standardisasi III; dan seterusnya pada serangkaian kelompok standardisasi lainnya dari populasi yang sama.
- Analisa dengan item-item baru.
- Dicobakan secara berulang lagi pada populasi yang berbeda.
Dalam penelitian kuantitatif, untuk mendapatkan data yang valid yang diuji adalah instrumen penelitiannya, sedangkan dalam penelitian kualitatif yang diuji adalah datanya. Suatu data dikatakan valid adalah data “yang tidak berbeda” antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian. Adapula dua macam hasil penelitian dikatakan valid, yaitu:
a) Validitas internal
Validitas internal berkenaan dengan derajat akurasi desain penelitian dengan hasil yang dicapai. Misalnya, dalam desain penelitian dirancang untuk meneliti etos kerja pegawai, maka data yang diperoleh seharusnya adalah data yang akurat tentang etos kerja pegawai. Penelitian menjadi tidak valid, apabila yang ditemukan adalah motivasi kerja pegawai.
b) Validitas eksternal
Validitas eksternal berkenaan dengan derajat akurasi apakah hasil penelitian dapat digeneralisasikan atau diterpkan pada populasi dimana sampel tersebut diambil. Bila sampel penelitian representatif, instrumen penelitian valid, cara mengumpulkan dan analisis data benar, maka penelitian akan memiliki validitas eksternal yang tinggi.
D. Mengukur validitaS
Salah satu cara menentukan validitas alat ukur adalah dengan menggunakan korelasi product moment dengan simpangan yang dikemukakan oleh Pearson seperti berikut :
Keterangan : r = angka korelasi koefisien
N= jumlah siswa
X= jumlah skor kelompok 1
Y= jumlah skor kelompok 2
Kriteria korelasi koefisien menurut Purwanto (2004) adalah sebagai berikut :
Angka Korelasi | Makna |
0,00 – 0,20 | Sangat rendah |
0,20 – 0,40 | Rendah |
0,40 – 0,70 | Cukup |
0,70 – 0,90 | Tinggi |
0,90 – 1,00 | Sangat tinggi |
1. Sebuah tes bidang studi matematika dicobakan pada dua kelompok murid yang berjumlah 14 orang tiap kelompok, skor hasil tes dari kedua kelompok tersebut seperti berikut :
No urut peserta | X | Y | X2 | Y2 | XY |
1 | 31 | 24 | 961 | 576 | 744 |
2 | 36 | 34 | 1296 | 1156 | 1224 |
3 | 36 | 36 | 1296 | 1296 | 1296 |
4 | 30 | 29 | 900 | 841 | 870 |
5 | 38 | 36 | 1444 | 1296 | 1368 |
6 | 37 | 36 | 1369 | 1296 | 1332 |
7 | 38 | 24 | 784 | 576 | 672 |
8 | 37 | 31 | 1396 | 961 | 1147 |
9 | 36 | 31 | 1296 | 961 | 1116 |
10 | 36 | 27 | 1296 | 729 | 972 |
11 | 38 | 36 | 1444 | 1296 | 1368 |
12 | 38 | 35 | 1444 | 1225 | 1330 |
13 | 40 | 35 | 1600 | 1225 | 1400 |
14 | 34 | 32 | 1156 | 1024 | 1088 |
JUMLAH | 495 | 446 | 17655 | 14458 | 15927 |
Kelompok A : 31,36,36,30,38,37,28,37,36,36,38,38,40,34
Kelompok B : 24,34,36,29,36,36,24,31,31,27,36,35,35,32
Berdasarkan rumus product moment adalah :
2. Contoh Validitas Butir Soal atau Validitas Item
Untuk soal-soal bentuk objektif,skor untuk item biasanya diberikan dengan angka 1 (bagi item yang dijawab benar) dan 0 (bagi item yang dijawab salah),sedangkan skor total selanjutnya merupakan jumlah dan skor untuk semua item yang membangun soal tersebut.
Contoh perhitungan : Tabel analisis item untuk perhitungan
validitas item
No | Nama | Butir soal/item | Skor total | |||||||||
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | |||
1 | Lala | 1 | 0 | 1 | 1 | 1 | 0 | 1 | 1 | 1 | 1 | 8 |
2 | Indah | 0 | 0 | 1 | 1 | 0 | 0 | 0 | 1 | 1 | 1 | 5 |
3 | Dewi | 0 | 1 | 0 | 0 | 1 | 0 | 0 | 1 | 0 | 1 | 4 |
4 | Tesi | 1 | 1 | 0 | 1 | 1 | 0 | 0 | 0 | 1 | 0 | 5 |
5 | Tini | 1 | 1 | 1 | 1 | 1 | 1 | 0 | 0 | 0 | 0 | 6 |
6 | Reang | 1 | 0 | 1 | 1 | 0 | 0 | 1 | 0 | 0 | 0 | 4 |
7 | Naya | 1 | 1 | 1 | 1 | 1 | 1 | 1 | 0 | 0 | 0 | 7 |
8 | Willy | 0 | 1 | 0 | 1 | 1 | 1 | 1 | 1 | 1 | 1 | 8 |
Contoh :
Jika dihitung validitas item nomor 5,maka skor item tersebut disebut variabel X dan skor total disebut Variabel Y.Selanjutnya dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus korelasi product moment,baik dengan rumus simpangan maupun rumus angka kasar.
Tabel persiapan untuk menghitung Validitas item nomor 5
No | nama | X | Y | X2 | Y2 | XY | Keterangan |
1 | Lala | 1 | 8 | 1 | 64 | 8 | X = skor item no 5 Y = skor total |
2 | Indah | 0 | 5 | 0 | 25 | 0 | |
3 | Dewi | 1 | 4 | 1 | 16 | 4 | |
4 | Tesi | 1 | 5 | 1 | 25 | 5 | |
5 | Tini | 1 | 6 | 1 | 36 | 6 | |
6 | Pooh | 0 | 4 | 0 | 16 | 0 | |
7 | Naya | 1 | 7 | 1 | 49 | 7 | |
8 | Willy | 1 | 8 | 1 | 64 | 8 | |
jumlah | 6 | 46 | 6 | 288 | 37 |
Kemudian dilakukan perhitungan dengan rumus korelasi product moment dengan rumus angka kasar berikut :
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : ALFABETA.
Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : ALFABETA.
Arikunto,Suharsimi.1989.Manajemen Penelitian.Jakarta : Departemen Pendidikan
dan Budaya Direktorat Jenderal Penelitian Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Lilik Nofijanti,dkk.2008.Evaluasi Pembelajaran.Cirebon : Lapis-PGMI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar