Halaman

Label

Jumat, 08 Maret 2013

ebook Hermawan Kartajaya “on brand”

hermawan kartajaya on brand

Hermawan Kartajaya (lahir di Surabaya, Jawa Timur, 18 November 1947; Pernah menempuh pendidikan di Teknik Elektro ITS hingga tahap pendidikan sarjana, Hermawan akhirnya mendapatkan ijazah sarjana dari Fakultas Ekonomi Udayana. Kemudian Hermawan melanjutkan pendidikan master di University of Strahclyde, Glasgow dan mendapat gelar MSc dari universitas tersebut pada tahun 1995. Selain itu ia juga mengikuti program pendidikan eksekutif di sekolah bisnis terkemuka di Amerika. Mulai dari Harvard, Wharton, Kellog hingga University of Michigan. Sebelum mendirikan MArkPlus Profesional Service di tahun 1989, Hermawan memiliki pengalaman keja yang luas. Mulai dari guru SMAK St. Louis, Surabaya hingga menjadi Direktur Distribusi PT H.M. Sampoerna.
Kini sambil memberikan konsultasi kepada sejumlah perusahaan terkemuka di Indonesia, Hermawan juga melakukan edutainment di berbagai seminar dan workshop, di dalam dan di luar negeri. Selain itu, Hermawan juga merupakan kolumnis tetap Majalah SWA, GATRA, dan Harian Bisnis Indonesia

Beliau adalah seorang pakar pemasaran berkewarganegaraanIndonesia. Sejak tahun 2002, ia menjabat sebagai Presiden World Marketing Association dan oleh The Chartered Institute of Marketing yang berkedudukan di Inggris ia dinobatkan sebagai 50 Gurus Who Have Shaped The Future of Marketing. Saat ini ia juga menjabat sebagai PresidenMarkPlus&Co, perusahaan konsultan manajemen yang berbasis di Asia yang dirintisnya sejak tahun 1990. Ia juga aktif menulis buku-buku seputar dunia pemasaran. Kartajaya merupakan orang Indonesia pertama yang memasuki ranah pemasaran internasional dengan model yang ia buat sendiri. Ia adalah seroang yang unik kombinasi dari orang yang memiliki pemikiran akan konsep bisnis yang strategis dalam bidang marketing dan seorang praktisi. Hermawan yang juga founder dan President MarkPlus itu selalu mengatakan bahwa jika ingin membangun brand yang kuat perusahaan tidak boleh hanya mengandalkan iklan. Perusahaan harus melakukan sesuatu yang mengena di benak konsumen, tidak sekadar menjual tetapi memiliki implikasi jangka panjang.

Sejak dulu Hermawan kertajaya, marketing Icon of Indonesia, selalu mengatakan bahwa mwrketing itu intinya mencakup sembilan elemen, yaitu : segmentasi, targeting, diferensiasi, marketing mix, selling, brand, service, dan proses. Hermawan berpendapat bahwa suatu produk, merek, atau pun perusahaan akan memiliki keunggulan bersaing yang bagus kalau ia mampu membangun kesembilan elemen pemasaran tersebut dengan baik.

it's a great book!brand is the essensial components in marketing,thus make this book suitable for someone who just had interest in marketing,and want to know more about the basic importance of a brand towards a sale of a product.

so, tunggu apalagi sob.,.,.,. yang ingin ebooknya bisa langsung download disini
terimakasih. semoga bermanfaat

Selasa, 05 Maret 2013

Analisis Perkembangan Kurikulum

A. Latar Belakang
Kurikulum memegang peranan penting dalam pendidikan, sebab berkaitan dengan penentuan arah, isi dan proses pendidikan yang pada akhirnya menentukan macam dan kualifikasi lulusan suatu lembaga pendidikan. Seiring dengan perkembangan jaman dan tuntutan dari masyarakat, maka dunia pendidikan harus melakukan inovasi dalam pendidikan. Inovasi pendidikan akan berjalan dan mencapai sasarannya jika progam pendidikan tersebut dirancang dan di implementasikan sesuai dengan kondisi dan tuntutan jaman.
Sebagai implikasi dari pentingnya inovasi pendidikan menuntut kesadaran tentang peranan guru. Seabagai tenaga professional, guru merupakan  pintu gerbang inovasi sekaligus gerbang menuju pembangunan yang terintegrasi. Hal ini dikarenakan pembangunan dapat terlaksana jika dimulai dari membangun manusianya terlebih dahulu. Tanpa manusia yang cakap, terampil, berpengetahuan, cerdas, kreatif dan bertanggung jawab maka pembangunan yang terintegrasi tidak akan dapat terlaksana dengan baik. Oleh karena itu, setiap guru  dan tenaga kependidikan lain harus memahami kurikulum dengan sebaik- baiknya.
Kurikulum dan pembelajaran merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Sebagai suatu rencana atau program, kurikulum tidak akan bermakna manakala tidak diimplementasikan dalam bentuk pembelajaran. Demikian juga sebaliknya, tanpa kurikulum yang jelas sebagai acuan, maka pembelajaran tidak akan berlangsung secara efektif. Persoalan tentang bagaimana mengembangkan suatu kurikulum, ternyata bukanlah hal yang mudah, serta tidak sesederhana yang kita bayangkan. Dalam skala makro, kurikulum berfungsi sebagai suatu alat dan pedoman untuk mengantar peserta didik sesuai dengan harapan dan cita-cita masyarakat. Oleh karena itu, proses mendesain dan merancang suatu kurikulum mesti memerhatikan sistem nilai (value system) yang berlaku beserta perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat itu.  kurikulum berfungsi mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki oleh peserta didik sesuai dengan bakat dan minatnya. Oleh karena itu, proses pengembangannya juga harus memperhatikan segala aspek yang terdapat pada peserta didik. Persoalan-persoalan tersebut yang mendorong begitu kompleksnya proses pengembangan kurikulum. Kurikulum harus secara terus menerus dievaluasi dan dikembangkan agar isi dan muatannya selalu relevan dengan tuntutan

MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDED




BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang Masalah
Pemerintah telah banyak melakukan upaya untuk memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia. Namun keluhan tentang kesulitan belajar masih banyak dijumpai. Khususnya pada mata pelajaran matematika yang kebanyakan orang atau siswa menyebutnya sebagai momok. Kesulitan belajar yang timbul tersebut tidak semata-mata karena tingkat kesulitan materi bagi siswa tetapi juga karena cara penyampaian materi oleh guru. Ada berbagai model pembelajaran yang bisa diterapkan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran.
Guru diharapkan dapat memilih salah satu model pembelajaran yang juga merupakan fokus kajian penelitian ini adalah open ended. Pendekatan open ended merupakan suatu metode yang dapat memberi keleluasan kepada siswa untuk berpikir secara aktif dan kreatif dalam menyelesaikan suatu permasalahan, sehingga bermanfaat untuk meningkatkan cara berpikir siswa .
Dalam pendekatan ini siswa dihadapkan pada permasalahan yang penyelesaiannya tidak perlu hanya satu, sehingga diharapkan kreativitas siswa dapat berkembang. Pendekatan open ended juga dapat membangkitkan nalar siswa sehingga siswa kreatif dan akhirnya diharapkan siswa dapat berpikir logis dan kritis. Pembelajaran dengan pendekatan open ended diawali dengan memberikan masalah terbuka kepada siswa.
Kegiatan pembelajaran harus mengarah dan membawa siswa dalam menjawab masalah dengan banyak cara serta

Evaluasi Pembelajaran “VALIDITAS”



VALIDITAS A. Pengertian Validitas
Validitas adalah suatu alat yang mampu mengukur dengan tepat dan mengena gejala-gejala sosial tertentu. Masalah validitas berhubungan dengan sejauh mana suatu alat mampu mengukur apa yang dianggap orang seharusnya diukur oleh alat tersebut. Alat pengukur dikatakan valid jika ia mampu memberikan reading (score, biji) yang akurat- teliti; yaitu mampu secara cermat menunjukkan ukuran besar kecilnya dan gradasi suatu gejala.
Alat-alat pengujian di bidang pendidikan dan ilmu jiwa seperti prestasi belajar, kecerdasan, kreativitas, bakat, sikap, motivasi, dan sebagainya. Misalnya termometer dengan cermat menunjukkan angka 40° C jika suhu seseorang penderita itu benar-benar panasnya setinggi 40° C. Jadi pada validitas itu terdapat dua unsur, yaitu ketepatan dan ketelitian.
Di bidang ilmu sosial, masalah validitas itu sulit diperoleh, karena gejala sosial itu kompleks, majemuk, dan saling berkaitan. Oleh sifat itu maka bagi penelitian gejala-gejala sosial diperlukan alat-alat pengukur majemuk (compound measuring devices), yang masing-masing bisa mengukur unsur-unsur terkecil dari gejala tingkah laku manusia; unsur-unsur terkecil ini disebut sebagai items. Adapun syarat-syarat untuk menentukan validitas alat pengukur, antara lain sebagai berikut :

Tugas Resume ttg Subgrup lho..


Nama                   : Nunung Nurjanah
NIM           : 1410150150
Kelas          : Matematika D / Smt 6
Dosen         : Muhammad Ali Misri, M. Si
Tugas         : Aljabar Abstrak

BAGIAN 7 : SUBGRUP
Himpunan bilangan bulat adalah bagian dari himpunan semua bilangan bulat, dan kedua himpunan tersebut adalah grup dengan operasi penjumlahan. Jadi bilangan bulat membentuk sebuah subgroup dari semua grup bilangan bulat.
Definisi. Himpunan bagian H dari suatu grup G adalah subgrup dari G jika H sendiri merupakan grup sehubungan dengan operasi pada G.
Perhatikan bahwa jika G adalah grup dengan operasi *, H adalah subgrup G, dan a, b ​​ϵ H, maka a * b ϵ H. Artinya, H harus tertutup sehubungan dengan operasi *, khususnya a * a ϵ H untuk setiap a ϵ H.
Contoh 7.1.
a)      Suatu grup bilangan bulat dengan penjumlahan adalah subgrup dari grup bilangan real dengan penjumlahan.
b)      Dengan perkalian, {1, -1} adalah subgrup dari grup bilangan real bukan nol.
c)      Setiap grup adalah subgrup dari dirinya sendiri.
d)     Jika e adalah identitas dari grup G, maka {e} adalah subgroup dari G.
Teorema 7.1 Akan memberikan cara mudah untuk memutuskan apakah subset dari grup adalah subgrup. Tapi pertama-tama kita perlu hasil awal sebagai berikut.
Lemma 7.1  Misalnya G menjadi grup dengan operasi *, dan misalnya H menjadi subgrup G.
a)      Jika f adalah identitas H dan e adalah identitas G, maka f = e.
b)      Jika a ϵ H, maka invers dari a di H adalah sama dengan invers dari a di G.
Bukti. (a) Jika f adalah identitas H, maka f * f = f. Oleh karena itu, jika  menunjukkan
Invers f di G, maka :
 (b) Asumsikan a ϵ H. Misalnya  menunjukan invers dari a pada G dan misalnya c menunjukkan invers dari a pada H. Kemudian a * c = c * a = f, sehingga a * c = c * a = e oleh (a) bukti tersebut. Namun, Teorema 5.1 (b) memenuhi bahwa  adalah elemen  unik pada G menunjukan . Oleh karena itu, .
Teorema 7.1. Misalnya G menjadi sebuah grup dengan operasi *, dan misalnya H menjadi bagian dari G. Maka H adalah subgroup di G jika :
a)      H tidak kosong,
b)      Jika a ϵ H dan b ϵ H, maka a * b ϵ H, dan
c)      Jika a ϵ H, maka H.
Bukti. Asumsikan H menjadi subgrup. Kemudian, sebagai grup, maka harus mengandung setidaknya elemen identitas dan dengan demikian menjadi tidak kosong, kondisi konfirmasi (a). Perlunya penutupan untuk grup, kondisi (b), telah ditunjukkan. Sekarang perhatikan kondisi (c). jika, maka harus memiliki invers pada himpunan H. Pada Lemma 7.1 (b), inversnya adalah , invers dari dalam G. Jadi  . Kami sekarang telah membuktikan bahwa apabila H adalah subgrup, maka kondisi (a), (b), dan (c) harus terpenuhi.
Asumsikan sekarang bahwa H adalah himpunan bagian yang memenuhi (a), (b), dan (c). Untuk memverifikasi bahwa H adalah grup kami harus memverifikasi itu sehubungan dengan *, H memenuhi kondisi dalam definisi grup dalam Bagian 5. Properti (b) memastikan bahwa * adalah operasi pada H. Hukum asosiatif otomatis terpenuhi : Jika a * (b * c) = (a * b) * c adalah benar untuk semua elemen pada G, maka tentu berlaku untuk semua elemen di H, himpunan bagian dari G. Untuk menunjukkan bahwa H mengandung e, elemen identitas di G, misalkan menunjukkan adanya unsur H, ada semacam unsur oleh kondisi (a). dengan kondisi (c), . Oleh karena itu, dengan kondisi (b), . Jadi H adalah subgrup.
Contoh 7.2. Jika  adalah bilangan bulat, himpunan semua perkalian bilangan bulat dari  memenuhi kondisi Teorema 7.1 dan karena itu subgroup pada  (sehubungan dengan +). Dalam kasus ini, invers dari unsur adalah negatif dari elemen. Kasus khusus k = 2 memberikan subgrup semua kejadian bilangan bulat.
Contoh 7.3. Tabel 7.1 menunjukkan bahwa jika H = {(1), (1 2 3), (1 3 2)}, maka H adalah subgrup dari S3. Memeriksa kondisi Teorema 7.1, kita lihat dulu bahwa H tidak kosong. Penutupan terpenuhi karena tidak muncul dalam tabel kecuali (1), (1 2 3), dan (1 3 2). Dan kondisi (c) terpenuhi karena .
Kami mendefinisikan permutasi untuk menjadi genap atau ganjil tergantung pada apakah itu dapat ditulis sebagai produk transposisi genap atau ganjil. Jadi sebelumnya persamaan menunjukkan bahwa (1 2 3 4 5) adalah genap dan (1 2 5) (3 4) adalah ganjil.
Teorema 7.2. (Alternating Group). Himpunan semua permutasi genap pada Sn, membentuk subgrup pada Sn, untuk setiap n ≥ 2. Subgrup ini disebut kelompok tertukar pada derajat n, dan akan dilambangkan oleh An. Urutan An adalah
Bukti. Gunakan Teorema 7.1. Identitas permutasi adalah pada An karena (1) = (1 2) (1 2). Jika, maka  karena hasil dari transposisi bilangan genap dan transposisi bilangan bulat akan memberikan transposisi bilangan bulat. Akhirnya, invers dari, sehingga dapat ditulis dengan menggunakan transposisi angka yang sama sebagai . Jadi menyiratkan .
Untuk membuktikan bahwa urutan An adalah , itu sudah cukup untuk membuktikan bahwa Sn memiliki angka yang sama pada permutasi genap dan permutasi ganjil, karena Sn memiliki rangka n!. Untuk melakukan hal ini, cukuplah untuk membuktikan bahwa pemetaan ditegaskan oleh adalah satu-ke-satu adalah himpunan semua permutasi ganjil di Sn ini yang tersisa untuk Soal 7.7.
Asumsikan bahwa G adalah permutasi grup pada himpunan S, dan T adalah himpunan bagian dari S. Misalnya
Kita mengatakan bahwa unsur-unsur GT meninggalkan T elementwise invarian.
Jika α adalah permutasi dari S, dan T adalah himpunan bagian dari S, maka α (T) menunjukkan himpunan semua elemen α (t) untuk t ϵ T. Misalnya :
Dengan demikian, jika  maka dapat mengubah urutan unsur-unsur pada T di antara mereka sendiri, tetapi mengirimkan tidak ada elemen T selain T. Kami mengatakan bahwa elemen-elemen G(T) meninggalkan T invarian.
Teorema 7.3. Jika G adalah grup permutasi pada S, dan T adalah himpunan bagian dari S, maka GT dan G(T) adalah subgrup pada G. Juga, GT adalah subgrup dari G(T).
Bukti. Terapkan Teorema 7.1, pertama untuk GT  Karena t, pemetaan identitas S, dalam
GT, himpunan GT tidak kosong. Jika , kemudian
Untuk setiap  sehingga . Akhirnya, jika   dan  , maka :
Sehingga . Bukti bahwa adalah kelompok serupa, cukup mengganti t oleh T pada tempat yang jelas (Soal 7.15).
Untuk membuktikan bahwa GT adalah subgrup , asumsikan  Kemudian  untuk setiap  sehingga . Artinya,

LATIHAN SOAL

7.3. Misalkan S = {1, 2, 3} dan G = S3. Tulis semua elemen dari GT dan G(T) di kasus lain.
a)      T = {1}
b)      T = {2,3}
Jawab :
a)      GT = {(1)(2)(3), (1)(2  3)}
      = {(1), (2  3)}
G(T ) = {(1)(2)(3), (1)(2)(3), (1)(2  3)}
          = {(1), (2  3)}
b)      GT = {(1)(2)(3), (1)(2)(3)}
= {(1)(2)(3)}
G(T) = {(1)(2)(3), (1)(2  3), (1)(2)(3)}
         = {(1), (2  3)}
7.4. Misalkan S = {1,2,3,4} dan G = S4. Tulis semua elemen dari GT dan G(T) di kasus lain.
a)      T = {1}
b)      T = {1,2,3}
Jawab :
a)      GT = {(1)(2)(3)(4), (1)(2  3  4)}
      = {(1)(2  3  4)}
G(T) = {(1)(2)(3)(4), (1)(2)(3)(4), (1)(2  3  4)}
         = {(1)(2  3  4)}
b)      GT = {(1)(2)(3)(4), (1)(2)(3)(4)}
                  = {(1)(2)(3)(4)}
G(T) = {(1)(2)(3)(4), (1)(2)(3)(4), (1)(2  3  4)}
        = {(1)(2  3  4)}
7.22. Misalnya G menjadi sebuah grup dengan operasi *, dan misalnya H menjadi bagian dari G. Maka H adalah subgroup di G jika :
a)      H tidak kosong,
b)      Jika a ϵ H dan b ϵ H, maka a * b ϵ H, dan
Jawab :
Asumsikan H menjadi subgrup. Kemudian, sebagai grup, maka harus mengandung setidaknya elemen identitas dan dengan demikian menjadi tidak kosong, kondisi konfirmasi (a). Perlunya penutupan untuk grup, kondisi (b), telah ditunjukkan. Sekarang perhatikan kondisi (c). jika, maka harus memiliki invers pada himpunan H. Pada Lemma 7.1 (b), inversnya adalah , invers dari dalam G. Jadi  . Kami sekarang telah membuktikan bahwa apabila H adalah subgrup, maka kondisi (a), (b), dan (c) harus terpenuhi.
Hukum asosiatif otomatis terpenuhi : Jika a * (b * c) = (a * b) * c adalah benar untuk semua elemen pada G, maka tentu berlaku untuk semua elemen di H, himpunan bagian dari G. Untuk menunjukkan bahwa H mengandung e, elemen identitas di G, misalkan menunjukkan adanya unsur H, ada semacam unsur oleh kondisi (a). dengan kondisi (c), . Oleh karena itu, dengan kondisi (b), . Jadi H adalah subgrup.